Bulan suci Ramadan telah tiba. Meski masih dalam suasana pandemi, keindahannya tidak berkurang. Berbagai macam kegiatan keagamaan masih dapat dilakukan meski dibatasi. Lagipula untuk kita yang merayakan, bulan suci Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk berkontemplasi dan belajar menahan berbagai nafsu. Maka sebenarnya kita tetap dapat beribadah secara utuh, hanya saja euforia dan perayaannya yang berkurang.
Aku merupakan salah satu dari banyak orang yang menantikan bulan ini. Bulan di mana kita berpuasa selama kurang lebih 30 hari. Mungkin karena aku sudah terbiasa berpuasa sejak umur 5 tahun, rasanya ada yang spesial saat hari pertama melakukan sahur.
Untuk aku pribadi, menahan lapar dan haus merupakan perkara mudah. Menurutku tantangannya lebih ke arah menahan berbagai nafsu yang berkaitan dengan emosi. Karena untuk menahan makan dan minum kita hanya perlu memerintahkan beberapa organ. Tapi untuk menahan emosi, kita butuh seluruh jiwa dan raga untuk ikut berperan.
Memang bila sedang berpuasa perasan kita mudah sekali meletup-letup. Sedikit saja goncangan, amarah dapat meluap dengan deras. Apalagi bila cuaca sedang terik-teriknya. Temperamen kita dapat menjelma menjadi seekor singa buas yang mencari mangsa.
Tapi menurutku hal tersebut wajar. Tubuh kita memang dibuat sedemikian rupa untuk menggunakan makanan dan minuman sebagai bahan bakar. Bila bensinnya sedikit, kinerja tubuh akan terganggu dan menjadi tidak stabil. Sepertinya memang itu tantangannya. Kita diajak untuk bertarung melawan diri sendiri dan menjinakkan kebuasan yang muncul saat menghadapi berbagai cobaan.
Di akhir tulisan ini aku ingin mengucapkan selamat beribadah puasa kepada teman-teman semua yang tengah menjalankannya. Aku juga ingin mengucapkan belasungkawa mendalam kepada saudara kita yang berada di KRI Nanggala 402. Semoga segala amal ibadah mereka diterima oleh Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkan mampu melewati situasi ini dengan baik.
Sekali lagi kita telah diingatkan bahwa waktu merupakan sesuatu yang dapat hilang dalam sekejap. Karena itu, jangan gemar menunda. Mari gunakan setiap detik yang kita punya semaksimal mungkin. Lakukan berbagai kegiatan yang dapat memberikan nilai positif bagi diri kita dan orang lain. Manfaatkan segala berkah yang ada sekarang juga, karena kita tidak pernah tahu berapa sisa waktu yang kita miliki.
-Segara Banyu Bening