Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Aku mendadak gagap sewaktu berada dekat dengannya. Seluruh bagian tubuh ini seakan membelot, mengabaikan perintahku. Peluh mengalir deras, tangan gemetar, detak jantung yang begitu cepat membuatku sulit untuk bernafas. Aku ingin sekali mengucapkan kalimat itu, kalimat yang telah aku rangkai sedemikian rupa untuk menarik perhatiannya. Tetapi apa daya, aku manusia yang lemah. Sepertinya duduk di sudut ruangan dan memandanginya adalah satu-satunya hal yang mampu kulakukan. Biarlah, setidaknya aku masih dapat menangkap sinarnya walau dari kejauhan

Bayangnya terus berkuasa, berhasil menyingkirkan sebagian akalku. Telah kucoba berbagai cara untuk mengusirnya, tetapi hasilnya nihil. Segala sesuatu tentangnya terlalu indah untuk dapat kulupakan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, energiku habis termakan berbagai macam lamunan indah tentangnya. Aku telah tenggalam di dalam imajinasiku sendiri, larut dalam mimpi, dan melupakan kenyataan yang sesungguhnya jauh berbeda.

Aku takut. Skenario yang aku buat sudah terlalu megah untuk dapat direalisasikan. Padahal ia belum tentu sesuai dengan tokoh yang aku ciptakan. Beberapa adegan kubuat hanya berdasarkan asumsi semata. Mungkin kenyataannya ia tidak demikian, jauh berbeda dari apa yang aku bayangkan. Karena itu aku gugup. Aku tak berani merusak khayalan yang sudah tersusun rapih. Terlalu banyak yang aku pertaruhkan, lebih baik aku bungkam.

Akan tetapi, untuk apa berprasangka? Aku belum melakukan apa-apa. Lagipula, apapun hasilnya, sepertinya itu adalah yang terbaik. Memang, yang aku inginkan adalah untuk memilikinya. Namun belum tentu ia tepat untukku. Bisa saja kehadirannya hanya merupakan pelengkap dalam kisah asmaraku yang belum tuntas atau mungkin saja ia merupakan cahaya yang selama ini aku cari. Sepertinya perasaan ini memang harus aku utarakan. Kekhawatiran yang aku ciptakan sendiri harus segara terjawab.

Sudahlah tak perlu cemas, apapun hasilnya, akan kudapatkan cahaya itu. Mungkin sekarang, besok atau nanti. Tak jadi masalah.

– Segara