Memang sulit melihat secara jernih bila berada dalam sebuah kekalutan. Benar dan salah bercampur aduk, mengaburkan pengelihatan. Apalagi bagi kita yang tidak terbiasa tertekan. Tubuh lantas gemetar, pikiran berputar-putar. Anomali ini mudah sekali menjangkit kita yang tengah rentan.
Semakin berbahaya ketika amarah berhasil menang. Kita langsung membentengi diri dengan berbagai kebohongan yang menguatkan keyakinan. Tubuh akan bergerak semena-mena. Mulut akan mengumpat dengan leluasa. Tidak ada lagi yang bisa menghentikan apa yang kita lakukan setelahnya. Pikiran akan konsekuensi dari berbagai tindakan seakan sirna begitu saja.
Coba saja kita bisa lebih bijak bertindak sebagai manusia. Menghela nafas sejenak ketika emosi mulai berbicara. Karena konflik akan selalu ada, masalah akan selalu menyapa. Bila kita tidak bisa mengontrol diri, perlahan kita akan hilang kendali.
Lagipula kebenaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Tidak ada yang mutlak. Maka sisihkan waktu sejenak untuk menerka apa yang sesungguhnya terjadi. Agar kita bertemu dengan solusi, tidak hanya berkutat dengan friksi.
Segara Banyu Bening