Awal tahun selalu aku jadikan patokan. Aku mengukur di mana aku berada saat ini sebagai manusia. Ilmu apa saja yang aku miliki, kualitas seperti apa yang dapat aku tawarkan. Menurutku kegiatan ini penting. Karena daripada kita sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik kita bersaing melawan diri kita sendiri di masa lalu. Lagipula kisah setiap orang berbeda, kita tidak bisa menyamaratakan setiap keberhasilan dan pencapaian.
Selain meneliti diri sendiri, aku juga melihat ke luar. Ternyata ada berita baik untuk kita semua. Kita sudah memberanikan diri untuk menyuntikkan vaksin. Dimulai dari pemimpin negeri, tokoh-tokoh, dan tenaga medis. Menurutku ini adalah berita yang luar biasa. Karena akhirnya kita telah menemukan solusi konkret yang sebelumnya masih mengawang. Memang aku adalah salah satu orang yang pesimis akan keberhasilan negara ini dalam menanggulangi pandemi. Bukan karena pemerintahannya, bukan karena masyarakatnya. Tapi karena terlalu banyak faktor yang sulit ditemukan solusinya oleh kita yang hanya manusia biasa.
Belum sampai beberapa minggu, ternyata musibah baru tiba. Saat kewalahaan menghadapi virus, beberapa kota di Indonesia dilanda bencana. Bagiku yang hanya dapat melihat dari layar kaca, semua seperti sebuah drama yang terus merus memainkan emosi. Belum habis tangis dan derita saudara, teman, kerabat kita, sudah ada derita baru yang datang menghadang. Aku tidak tahu bagaimana bisa cobaan ini datang secara bertubi-tubi. Sepertinya memang keteguhan kita tengah diuji.
Aku sadar betul, apa yang bisa aku lakukan mungkin tidak akan berdampak besar kepada mereka yang sedang kesulitan. Namun aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu melalui profesiku sebagai seorang seniman. Akan aku peras kreatifitasku agar dapat menghasilkan karya yang mungkin dapat meredam penderitaan. Karena aku yakin bahwa karya seni dapat memberikan warna. Dan di masa yang genting, manusia perlu melihat beragam warna agar tetap sadar dan mengingat keindahan dunia.
Mari menutup bulan ini dengan harapan yang tidak terlalu tinggi. Buat harapan yang realistis, namun tetap berkarya secara maksimal dalam bidang apapun itu. Jangan fokus terlalu jauh ke depan. Sedikit demi sedikit lebih baik daripada berlari dan kelelahan sebelum sampai ke tujuan. Minimal, mari berbagi hal positif kepada orang terdekat. Karena dengan pandemi dan bencana kita sadar bahwa waktu adalah kemewahan yang tidak dimiliki setiap orang. Kita harus memanfaatkannya selagi masih memilikinya.
-Segara Banyu Bening