Tidak banyak yang ingin aku sampaikan di bulan ini. Karena aku masih kecewa. Kecewa dengan kenyataan bahwa ternyata kita sulit sekali diajak bersatu. Aku kira kita merupakan bangsa yang solid dan mudah untuk saling bahu membahu di dalam keterpukuran. Namun bukti berkata lain. Setelah pandemi melanda, kita terpecah belah. Dari pemimpin sampai rakyat, semuanya memiliki suara yang berbeda.

Bukannya aku orang yang pesimis, tapi memang begitulah adanya. Di masa yang menurutku genting, kita bukannya saling menguatkan tapi malah saling menjatuhkan. Teknologi yang begitu bermanfaat berubah menjadi alat adu domba dan penyelewengan fakta. Belum lagi penyebaran hoaks dan berita yang mengaitkan virus ini dengan politik. Padahal taruhannya nyawa, bila hilang, kita tidak dapat mengembalikannya lagi.

Aku lelah. Aku ingin pandemi ini lekas usai. Aku ingin kita meniru semangat juang para pahlawan kita saat melawan penjajah. Kita bisa merdeka karena kita bersatu, mengikuti satu arah dan tujuan yang sama. Kita bisa sampai di titik ini karena Bhineka Tunggal Ika. Mengapa belakangan ini sepertinya kita lupa? Entahlah. Mungkin kita terlalu lama terbuai dengan berbagai kemudahan yang ada sehingga kita lupa akan arti perjuangan yang sesungguhnya.

Aku berdoa semoga saja teman-teman di luar sana tetap kuat. Mari saling menjaga satu sama lain. Karena gelombangnya belum usai. Masih akan ada banyak rintangan yang muncul akibat pandemi ini. Aku harap kita dapat menghadapinya secara bersama. Jangan mengaitkan politik, SARA, dan isu-isu lainnya dengan pandemi. Mari tuntaskan bersama agar tidak ada lagi yang tumbang.

-Segara Banyu Bening