Kebahagiaan kecil itu esensial, apalagi kebahagiaan kecil yang terus menerus datang. Berbagi senyum dengan orang sekitar, berterima kasih kepada pegawai mini market saat memberikan belanjaan, dan berbincang sejenak dengan orang terkasih merupakan sebagian kecil contohnya. Kita tidak sadar bahwa kebahagiaan itu ada, tersebar di mana-mana. Kehadirannya sering disepelekan karena telah dianggap sebagai rutinitas.
Padahal kebahagiaan kecil dapat membuat kita termotivasi. Meski datang setetes demi setetes, kita butuh kehadirannya. Bagai angin segar di tengah polusi kota, air bersih di saat musibah banjir melanda. Hal sepele akan menjadi bermakna di kala genting. Apalagi untuk kita yang tengah gamang dan jengah. Kebahagiaan sekecil apapun akan menyegarkan bagai semburan air di tengah panasnya gurun pasir.
Karena itu bijak bila kita mulai menuainya secara tekun. Nikmati secara penuh meski sedikit. Aku setuju dengan orang bijak yang mengatakan bahwa cara pandang kita mempengaruhi persepsi kita akan kebahagiaan. Bisa jadi apa yang kamu lakukan sebenarnya sekarang memiliki potensi untuk menciptakan kebahagiaan kecil. Tinggal bagaimana cara kamu melihatnya, bagaimana cara kamu menanggapinya.
Pada akhirnya ini keputusan kita sendiri. Apakah kita mau mudah bahagia, atau menabung kebahagiaan tersebut sampai besar dan menggelegar. Kalau aku pribadi akan memilih kebahagiaan kecil namun rutin. Karena bukankah hidup akan terasa nyaman bila memiliki kebahagiaan secara konstan? Apalagi kebahagiaan kecil itu realistis. Bila mata dan telinga kita jernih, kebahagiaan ini mudah sekali ditangkap.
Segara Banyu Bening