Sabar ada batasnya. Bila kesalahan dilakukan berkali-kali tanpa ada perubahan. Wajar rasanya bila kesabaran meluntur. Karena ada batas toleransi yang dimiliki oleh setiap orang. Tidak ada satu manusiapun yang mampu menahan emosi bila dikonfrontasikan dengan ketidaknyamanan yang berlebihan.

Memang kita harus coba lihat dari berbagai sudut pandang. Siapa tahu kita menemukan penyebab dari penyimpangan yang ia lakukan.  Namun tetap saja, bila dilakukan berulang, alasan itu menjadi hampa. Karena seharusnya manusia belajar dari pengalaman, bila dianggap salah, mengapa masih terus dilanjutkan?

Sulit rasanya menahan emosi yang  terlanjur meletup-letup. Pikiran menjadi gamang. Berbagai keputusan sulit untuk dipertanggungjawabkan. Pandangan kita menjadi samar. Amarah lantas menjadi jawaban dari berbagai pertanyaan.

Apakah ini cobaan? Apakah kesabaran yang aku perlukan? Karena ini telah terjadi berulang kali. Sepertinya salah bila aku tetap memaklumi. Mungkin kali ini aku harus bertindak dengan lebih tegas. Aku harus berbicara dengan lebih lantang. Karena terlalu lama aku diam. Bila tidak dikeluarkan, amarah yang terpendam akan menggerogotiku dari dalam.

Segara Banyu Bening