Kenyataannya kita hanya manusia biasa. Kita mudah beralih dari satu hal ke hal lainnya. Kita bisa lupa akan sesuatu yang penting. Prioritas tidak lagi bermakna saat hati mulai bicara, kesempatan di depan mata bisa terlewat begitu saja.
Aku tidak menganggap bahwa ini kekurangan, malah sebaliknya. Karena insting itu berharga, bernilai lebih dari logika. Kita tidak pernah tahu realita secara utuh. Yang tampak jelas saja belum tentu nyata apalagi saat ketidakpastian mulai menyapa.
Tapi jangan gegabah. Suara hati itu mirip dengan emosi. Malah emosi lebih keras suaranya, lebih lantang dan berani. Jadi bukan berarti bila ada suara, kamu langsung dengarkan dan bertindak. Cerna dulu, amati. Apakah ini benar-benar dari dalam atau distorsi eksternal. Karena bila dinding hatimu tidak tebal, dengungnya bisa menyelinap dan memanipulasi.
Itulah mengapa kesunyian penting. Sendiri, memejamkan mata, melihat ke dalam, mendengar bisikan lembut, lirih, menenangkan. Cari kebenaran di tengah kebisingan. Raih kebajikan di dalam kekalutan.
Segara Banyu Bening