Waktu seringkali berlalu tanpa permisi. Bila lengah, gumpalan detik akan hilang dari genggaman. Kita tidak dapat mengelak, kita tidak dapat menolak. Kita hanya bisa mengikuti arusnya. Itulah kenyataan pahit yang harus kita telan. Setangguh-tangguhnya mahluk hidup, pada akhirnya pasti akan dikalahkan oleh waktu.

Bodohnya kita tidak menghargai waktu dengan semestinya. Kita seringkali jemawa, merasa waktu merupakan kemewahan yang kita miliki selamanya. Padahal ada ketidakpastian di setiap detiknya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Bisa saja beberapa jam yang kita sia-siakan merupakan bagian akhir dari kisah hidup kita. Karena takdir bersifat rahasia, hanya Dia yang memegang naskahnya.

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku merasa dirampas, meskipun aku tahu bahwa semua ini salahku sendiri. Aku terlambat menghargai waktu. Aku terlalu fokus melihat ke depan, memutar otak untuk mencapai tujuan. Padahal detik ini, saat ini, memiliki nilai yang sama. Aku mudah sekali terlena dengan mimpi dan harapan sampai aku lupa dengan kenyataan.

Namun yang terjadi sudahlah terjadi. Aku akan mulai menghargai waktu dengan mengubah penyesalan menjadi pembelajaran. Karena apa yang sudah berlalu, tidak dapat kembali. Kita hanya dapat menyimpan kepingannya di dalam memori. Maka lebih baik bertumbuh daripada hanyut dalam kegelisahan. Lebih baik ikhlas daripada membebani diri dengan derita masa lalu.

Segara Banyu Bening