Selanjutnya

Walau hanya sedikit, setidaknya percikan itu mulai terlihat. Senyum yang sebelumnya hanya dapat kunikmati secara diam-diam, kini lebih mudah kudapatkan. Untung aku berani menyapa, karena dengan beberapa kalimat yang aku lontarkan sebelumnya, aku berhasil membuat...

Cemas

Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Aku mendadak gagap sewaktu berada dekat dengannya. Seluruh bagian tubuh ini seakan membelot, mengabaikan perintahku. Peluh mengalir deras, tangan gemetar, detak jantung yang begitu cepat membuatku sulit untuk bernafas. Aku ingin...

Ragu

Betapa mudahnya hati ini goyah. Keyakinan yang telah tersemat, seakan menemukan cara untuk melarikan diri. Yang tersisa hanyalah ragu. Walau setitik, efeknya luar biasa. Tanpa menunggu lama, ragu dapat dengan mudah menemukan celah untuk menyelusup kedalam sela-sela...

Enggan Beranjak

Aku enggan beranjak. Masa lalu begitu indah. Untuk apa aku bergerak maju? Belum tentu ada cahaya di sana. Bisa saja aku tersesat di antara kabut yang begitu pekat. Terlalu bias, lebih baik aku kembali ke masa lalu. Beragam kenikmatan dulu aku terima secara cuma-cuma....

Gelisah

Malam. Cahaya yang sebelumnya menerangi belahan bumi ini telah bergerak dan menjauh. Apa yang sebelumnya terlihat dengan jelas perlahan memudar. Dedaunan yang nampak indah pada siang hari telah tenggelam dalam gelap. Warna-warni bunga yang hadir sebagai pemanis...